Senin, 01 Desember 2008

HASIL MID

Hasil MID SEMESTER Kimia Dasar Sem I FIK UNIMA Jur PKR
Rafles Mirotoneng : 70
Marwan Masone : 65
Dewi Ati : 60
Ashar : 55
David Lumi : 50
Jayens Tamasiro : 50
Aswarudin Macpal : 40
Jevier Gerung : 40
Periando Siboro : 35
Rivel Rorong : 30


Hasil MID SEMESTER GIZI Olahraga Sem 5 FIK UNIMA Jur PKR
Jendri : 74
Thofan : 88
Adhytya : 105
Billy : 105

Selasa, 11 November 2008

TIGA KUNCI UNTUK JANTUNG SEHAT

dr. Nancy Bawiling
sports education faculty - UNIMA

Orang yang mempraktikkan tiga kunci: tidak merokok, berolahraga teratur, dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih tinggi terhindar dari penyakit jantung dan stroke daripada yang bergaya hidup sebaliknya.
Dede, peneliti utama Multinational Monitoring of Trends and Determinants in Cardiovascular Disease (MONICA) Indonesia mengamati sekelompok penduduk di Kecamatan Mampang Prapatan, Kebayoran Baru, dan Cilandak sejak tahun 1988. Dari 479 orang yang mengikuti penelitian sampai tahun 2001, 345 orang masih hidup, 112 meninggal, dan 22 pindah tak diketahui alamatnya.
Ketahanan hidup orang yang menerapkan trias SOK (stop merokok, olahraga dan kegiatan fisik) lebih baik (95,7 persen) dibanding tanpa SOK (81,1 persen). Mereka yang menerapkan gaya hidup SOK berdaya proteksi lima kali lipat terhadap penyakit jantung dan stroke.
Risiko terkena gangguan kardiovaskular bisa dihitung secara sederhana dengan "Skor Kardiovaskular Jakarta".
Terkait fungsi endotel
Proses aterosklerosis yang menjadi dasar timbulnya penyakit kardiovaskular berkait erat dengan fungsi endotel pembuluh darah yang terganggu oleh pelbagai faktor risiko. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah hiperlipidemia, hipertensi, hiperfibrinogemia, homosisteinemia, lipoproteinemia alfa, infeksi klamidia, merokok, diabetes melitus, obesitas, stres, dan kurang olahraga. Yang tak dapat dimodifikasi adalah faktor keturunan, jenis kelamin dan usia. Jika dibiarkan proses aterosklerosis dapat berakhir dengan kematian jantung mendadak maupun stroke.
Penelitian terbaru menunjukkan, peningkatan aliran darah sekitar 4 ml/menit pada pembuluh arteri mampu memperbaiki fungsi endotel. Olahraga dan kerja fisik dua sampai tiga kali per minggu dalam waktu 20 menit akan meningkatkan denyut jantung dan aliran darah lebih dari 4 ml/menit. Hal ini melindungi pembuluh darah dari proses aterosklerosis dan meningkatkan ketahanan hidup.
Data penelitian menunjukkan, penyebab kematian dari penduduk yang diteliti adalah: jantung (42,9 persen), stroke (25,9 persen), penyakit paru dan asma (12,5 persen), kanker (5,4 persen), dan penyakit lain (kurang dari empat persen). Lebih dari separuh meninggal di rumah, sepertiga meninggal di rumah sakit, 1,8 persen meninggal dalam perjalanan, dan 0,9 persen meninggal setelah berolahraga tenis yang didominasi anaerobik. Olahraga yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan harus didominasi aerobik, misalnya berenang, jalan kaki, joging, dan tidak bersifat kompetisi.
Skor Kardiovaskular Jakarta bisa digunakan untuk mengukur risiko terkena gangguan kardiovaskular. Skor berdasarkan jenis kelamin, usia, tekanan darah, merokok, diabetes, indeks massa tubuh dan aktivitas fisik ini sangat sederhana, tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium, sehingga bisa diterapkan di manapun.
Skor -7 sampai 1 merupakan risiko rendah, skor 2-4 risiko sedang, dan skor lebih dari 5 risiko tinggi. Setiap orang dapat melakukan upaya pencegahan secara aktif dengan meminimalkan skor yang dimiliki.
Kebijakan penanggulangan kardiovaskular harus menjadi program nasional dan diprioritaskan. Departemen Kesehatan perlu membuat model Kartu Kesehatan Keluarga dan model Otopsi Verbal Kardiovaskular standar untuk mengetahui penyebab kematian. Pemerintah perlu menyediakan prasarana untuk olahraga, memperbanyak tempat untuk jalan kaki, dan memfungsikan trotoar bukan untuk kegiatan berjualan.

****

O B E S I T A S­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­

Oleh :
dr. Nancy Bawiling
sports education faculty - UNIMA

Pada masa lampau badan yang gemuk merupakan lambang kemakmuran yang menentukan status sosial seseorang. Dengan pandangan tersebut maka ada kecenderungan banyak orang menginginkan badan yang gemuk bahkan sampai terjadi obesitas. Namun saat ini obesitas merupakan suatu penyakit kronik yang menjadi perhatian bagi dunia kesehatan. Hal tersebut disebabkan karena orang yang obesitas mempunyai resiko untuk menderita berbagai penyakit.
Menurut Hamam Hadi (2004), orang dewasa yang mengalami obesitas mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita berbagai penyakit seperti penyakit kardiovaskuler (kolesterol tinggi, dislipidemia, dan hipertensi), resistensi endokrin, dan diabetes mellitus tipe 2 yang merupakan penyakit-penyakit pembunuh utama manusia atau pemberi beban kesehatan yang tinggi. Disamping sangat erat kaitannya dengan masalah - masalah kesehatan mental.
Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas. Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk.

PENGERTIAN OBESITAS

Obesitas merupakan keadaan yang tidak dikehendaki, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Tetapi tidak semua orang yang mempunyai berat badan lebih disebut sebagai obesitas. Jadi untuk mengatakan seorang anak mengalami obesitas di samping gejala klinis harus juga didukung oleh pemeriksaan antropometri (fisik) yang jauh di atas normal. Pemeriksaan fisik tersebut antara lain berat badan terhadap tinggi badan, berat badan terhadap umur dan tebalnya lipatan kulit dan paling sedikit perbandingannya 10 % di atas nilai normal.

Perbedaan :
overweight adalah keadaan berat badan melebihi normal.
obesitas adalah berat badan di atas normal (’overweight’) akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.

Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
· Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
· Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
· Obesitas berat : kelebihan berat badan >100%.

Apple and Peer
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel. Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang pada beberapa pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel, terutama setelah masa menopause.
Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di perut mungkin akan lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas. Mereka memiliki resiko yang lebih tinggi. Gambaran buah pir lebih baik dibandingkan dengan gambaran buah apel.
Untuk membedakan kedua gambaran tersebut, telah ditemukan suatu cara untuk menentukan apakah seseorang berbentuk seperti buah apel atau seperti buah pir, yaitu dengan menghitung rasio pinggang dengan pinggul. Pinggang diukur pada titik yang tersempit, sedangkan pinggul diukur pada titik yang terlebar; lalu ukuran pinggang dibagi dengan ukuran pinggul. Seorang wanita dengan ukuran pinggang 87,5 cm dan ukuran pinggul 115 cm, memiliki rasio pinggang-pinggul sebesar 0,76. Wanita dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 0,8 atau pria dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 1, dikatakan berbentuk apel.

GEJALA OBESITAS

Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.

PENYEBAB OBESITAS

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas.Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor:

1. Faktor genetik.
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang. Seringkali kita menjumpai anak-anak yang gemuk dari keluarga yang salah satu atau kedua orang tuanya gemuk juga. Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh. Pada saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan. Dengan demikian tidak heran apabila bayi yang dilahirkan pun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar. Para ilmuwan banyak meneliti hubungan antara keturunan dan obesitas pada binatang-binatang, terutama tikus. Hubungan ini berdasarkan pada gen, unit utama di dalam sel yang menentukan karakteristik keturunan. Para ilmuwan telah menemukan bahwa tikus dan binatang lainnya memiliki gen yang menyebabkan pusat kenyang tidak beroperasi. Gen yang lain dalam beberapa tikus mengakibatkan tubuh mereka memproduksi hormon tertentu secara berlebihan. Akibat dari hormon-hormon ini membuat tikus mudah menghasilkan lemak tubuh atau sangat susah untuk membakar lemak tubuh. Gen yang lain mengakibatkan beberapa tikus menjadi obesitas secara cepat dibandingkan tikus yang lain ketika fisik dalam keadaan tidak aktif atau ketika diberi makanan yang banyak mengandung lemak.
Para ilmuwan curiga bahwa gen-gen mungkin dapat menyebabkan obesitas pada manusia karena berat seorang anak seringkali berhubungan dengan berat badan orang tua mereka. Di dalam penelitian terhadap anak-anak SLTA, hanya 8 persen dari pelajar dengan orang tua yang kurus menjadi obesitas. Jika salah satu atau kedua orang tua mereka menderita obesitas, sekitar 3/4 dari mereka menjadi gemuk. Tetapi berat badan anak yang diadopsi tidak bergantung kepada orang tua angkat mereka. Pada tahun 1994 ilmuwan mengumumkan penemuan gen pertama yang dipercaya ada hubungannya dengan obesitas bagi manusia. Sejak itu para peneliti menemukan gen-gen yang lain yang kelihatannya memainkan peranan bagi obesitas manusia.

2. Faktor Lingkungan.
Lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya. Pada beberapa kasus obesitas bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi. Orang-orang yang memiliki permasalahan menjadikan makanan sebagai pelarian untuk melampiaskan masalah yang dihadapinya. Makanan juga sering dijadikan sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam kehidupannya. Dengan menjadikan makanan sebagai pelampiasan penyelesaian masalah maka apabila tidak diimbangi dengan aktifitas yang cukup akan menyebabkan terjadinya kegemukan.

3. Faktor Psikis
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.
Pada beberapa kasus obesitas bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi. Orang-orang yang memiliki permasalahan menjadikan makanan sebagai pelarian untuk melampiaskan masalah yang dihadapinya. Makanan juga sering dijadikan sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam kehidupannya. Dengan menjadikan makanan sebagai pelampiasan penyelesaian masalah maka apabila tidak diimbangi dengan aktifitas yang cukup akan menyebabkan terjadinya kegemukan.
Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.

4. Faktor Pola Asupan Makanan
Asupan makan berlebihan cenderung dimiliki oleh orang yang kegemukan. Orang yang kegemukan biasanya lebih responsif dibanding dengan orang yang memiliki berat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan, atau saatnya waktu makan. Mereke cenderung makan bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan yang berlebihan inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kegemukan apabila tidak memiliki kontrol diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan.
Pola makan berlebihan cenderung dimiliki oleh orang yang kegemukan. Orang yang kegemukan biasanya lebih responsif dibanding dengan orang yang memiliki berat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan, atau saatnya waktu makan. Mereke cenderung makan bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan yang berlebihan inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kegemukan apabila tidak memiliki kontrol diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan.
Kita dapat menaikkan atau menurunkan berat badan sebagai akibat terlalu banyak atau sedikit makan kalori dari yang dibutuhkan. Kalori adalah satuan untuk mengukur energi panas yang dihasilkan tubuh dari jumlah tertentu makanan. Jika asupan kalori lebih banyak dari yang dibutuhkan, kelebihannya akan diubah menjadi lemak di dalam tubuh. Jika kita makan lebih sedikit dari yang dibutuhkan tubuh akan merubah lemak menjadi tenaga. Tambahan kalori sangat dibutuhkan bagi anak yang sedang tumbuh dan wanita mengandung. Tetapi mereka akan menjadi kegemukan jika makan terlalu banyak kalori.
Jumlah makanan yang dimakan dapat memainkan peranan penting dalam pengaturan berat badan dibandingkan dengan jenis makanan. Orang yang overweight di atas normal atau yang kurang berat badannya, bisa jadi mereka makan jenis makanan yang sama. Perbedaan berat badan mereka disebabkan oleh jumlah dan tipe makanan yang berhubungan dengan jumlah tenaga yang mereka gunakan. Beberapa ilmuwan percaya bahwa memberi makanan terlalu banyak kepada bayi dapat mengakibatkan banyak berkembangnya sel-sel lemak. Mereka menyatakan bahwa sel-sel ini dapat mengakibatkan pembentukan lemak secara cepat dibandingkan orang biasa, sehingga dapat terkena obesitas dikemudian hari.

5. Faktor Kerusakan Sistim Pengontrol Makan di Otak
Perilaku makan seseorang dikendalikan oleh sistem pengontrol yang terletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus merupakan sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain dari otak dan kelenjar dibawah otak. Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah dari daerah lain pada otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsur kimiawi dari darah.
Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan (awal atau pusat makan); hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas merintangi nafsu makan (pemberhentian atau pusat kenyang). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka individu menolak untuk makan atau minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa diberi makan dan minum (diberi infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan.
Bagian pengendali ini mengontrol nafsu makan, lapar, dan kenyang, kelompok perasaan yang menyebabkan berhenti makan ketika nafsu makan dan lapar telah terpuaskan. Pusat otak ini secara normal membuat orang makan dalam jumlah tertentu yang cukup untuk menyediakan tenaga bagi mereka. Pusat makanan mengakibatkan orang ingin makan. Pusat kenyang mengerem pusat makanan dam membuat orang berhenti makan.
Pusat makanan dan pusat kenyang adalah suatu mekanisme yang sangat rumit. Mereka dapat diganggu oleh penyebab-penyebab tertentu seperti tekanan emosi dan karakter fisik. Sebagai contoh, tekanan perasaan misalnya sangat kecewa dapat mengakibatkan beberapa orang berhenti melakukan semua kegiatan fisik. Pada saat bersamaan orang tersebut makan lebih banyak dari biasanya, dan berat badannya naik. Sementara yang lain terlalu banyak gerak dan kurang makan dan berat badannya turun.

6. Faktor Sel Lemak
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.

7. Faktor Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.
Berat badan berkaitan erat dengan tingkat pengeluaran energi tubuh. Pengeluaran energi ditentukan oleh dua faktor, yaitu: 1) tingkat aktivitas dan olah raga secara umum; 2) angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh. Dari kedua faktor tersebut metabolisme basal memiliki tanggung jawab dua pertiga dari pengeluaran energi orang normal.
Walaupun aktivitas fisik hanya mempengaruhi sepertiga dari pengeluaran energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang kegemukan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Ketika berolahraga kalori terbakar, makin sering berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung mempengaruhi sistem metabolisme basal. Orang yang bekerja dengan duduk seharian akan mengalami penurunan metabolisme basal tubuhnya. Jadi olah raga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolisme normal.

8. Faktor Penyakit dan Penyebab lain
Obesitas mungkin disebabkan oleh beberapa jenis penyakit. Beberapa penyakit kelenjar endokrin mengakibatkan kelenjar ini melepaskan terlalu banyak hormon ke dalam aliran darah. Kelebihan hormon mengganggu pusat makanan dan kepuasan di dalam otak. Dengan demikian obesitas dapat disebabkan oleh kerusakan pusat-pusat tersebut yang disebabkan oleh infeksi, kecelakaan atau tumor.

BAHAYA OBESITAS

Orang yang terlalu gemuk dibandingkan dengan orang yang lebih kurus lebih mudah terserang penyakit-penyakit tertentu. Perawatan penyakit-penyakit ini di antara penderita obesitas seringkali kurang berhasil. Penyakit-penyakit tertentu diantaranya apendisitis, sirosis, diabetes, dan penyakit jantung dan pembuluh darah, terutama penyakit jantung koroner. Pasien penderita salah satu penyakit tersebut, yang kegemukan akan lebih mudah diobati jika mereka menurunkan berat badan.
Orang yang sangat gemuk akan mudah jatuh dan mudah mengalami kecelakaan lainnya dibanding orang yang lebih kurus, karena mereka lebih lambat dan canggung. Seringkali lebih susah menyembuhkan meraka dari luka-luka karena melakukan operasi pada mereka sangat komplikasi. Obesitas telah memangkas kebebasan mereka untuk bergerak, terutama pada usia lanjut, yang dapat mengakibatkan penurunan kesehatan secara menyeluruh karena tidak adanya latihan. Penurunan kebebasan bergerak pada penderita obesitas dengan radang sendi, mengakibatkan kesulitan dalam penyembuhan.
Di beberapa bagian belahan bumi, penderita obesitas dapat ditolak dalam banyak hal. Orang gemuk sering kali diperlakukan tidak baik oleh orang lain termasuk teman sekelas di sekolah. Secara umum mereka kurang berhasil dalam pergaulan dibanding orang lain dan mereka lebih susah mendapatkan pekerjaan.
Jika obesitas dialami pada masa anak-anak yang berlanjut hingga masa dewasa maka dapat menimbulkan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhnan bahkan dapat menyebabkan kematian. Obesitas pada bayi dapat berisiko terjadinya infeksi saluran pernafasan bagian bawah karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Di samping itu dapat juga menyebabkan adanya sumbatan pada saluran pernafasan dengan pembesaran tonsil (amandel) sehingga menyebabkan gangguan tidur, gejala-gejala penyakit jantung dan kadar oksigen dalam darah yang tidak normal. Keluhan lain nafas menjadi pendek. Obesitas juga dapat menyebabkan kulit sering lecet karena gesekan, anak merasa gerah/panas, sering disertai biang keringat, maupun jamur pada lipatan-lipatan kulit. Obesitas dapat juga mengakibatkan pergerakan anak menjadi lambat. Di samping itu dapat juga mengakibatkan kelainan pada tulang dan sendi seperti kaki pengkor ke arah dalam, dll.
Obesitas dapat juga mempengaruhi faktor kejiwaan pada anak yakni sering merasa kurang percaya diri. Apalagi kalau anak berada pada masa remaja dan mengalami obesitas biasanya menjadi pasif dan depresi, karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Gangguan kejiwaan ini juga dapat sebagai penyebab terjadinya obesitas, yaitu dengan melampiaskan stres yang dialaminya ke makanan. Tetapi bila obesitas pada masa anak-anak terus berlanjut sampai masa dewasa dapat mengakibatkan antara lain hipertensi (tekanan darah tinggi) pada masa pubertas, penumpukan lemak dalam darah, penyakit jantung koroner; penyempitan pembuluh darah, dan tekanan darah tinggi bertambah parah pada masa dewasa. Selain itu obesitas dapat juga memicu terjadinya penyakit kencing manis.

KOMPLIKASI

Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang. Obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti:
- Stroke
- Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa)
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Serangan jantung (infark miokardium)
- Gagal jantung
- Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar)
- Batu kandung empedu dan batu kandung kemih
- Gout dan artritis gout
- Osteoartritis
- Tidur apneu (kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah)
- Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan ngantuk).

DIAGNOSA

Mengukur lemak tubuh
Tidak mudah untuk mengukur lemak tubuh seseorang. Cara-cara berikut memerlukan peralatan khusus dan dilakukan oleh tenaga terlatih:
- Underwater weight, pengukuran berat badan dilakukan di dalam air dan kemudian lemak tubuh dihitung berdasarkan jumlah air yang tersisa.
- BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak tubuh.
- DEXA (dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai skening tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.
Dua cara berikut lebih sederhana dan tidak rumit:
- Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur dengan jangka (suatu alat terbuat dari logam yang menyerupai forseps).
- Bioelectric impedance analysis (analisa tahanan bioelektrik), penderita berdiri diatas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa.
Pemeriksaan tersebut bisa memberikan hasil yang tidak tepat jika tidak dilakukan oleh tenaga ahli.

Body Mass Index (BMI) atau Index Massa Tubuh (IMT)
Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah suatu perhitungan perbandingan berat & tinggi badan seseorang.
BB : Berat Badan (kilogram)
TB : Tinggi Badan (meter)

IMT : BB (kg)
TB (m)2

Walaupun tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, IMT dinyatakan berkorelasi dengan pengukuran langsung lemak tubuh (berdasarkan suatu penelitian). Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika memiliki nilai BMI sebesar 30 atau lebih. IMT relatif sederhana, murah & mudah digunakan untuk metode ’screening’ masalah kesehatan. Pengukuran dengan IMT memiliki beberapa kelemahan:
· Atlet/olahragawan bisa saja mengalami ‘overweight’ karena massa ototnya.
· Hal sebaliknya terjadi pada orang-orang tua.
· Pada anak-anak & remaja yang sedang dalam pertumbuhan, interpretasi kategori IMT lebih tepat menggunakan pengukuran berdasarkan umur & jenis kelamin.
· Ibu hamil memiliki perhitungan tersendiri.

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN OBESITAS

Mencegah terjadinya obesitas jauh lebih baik daripada mengobati. Yang penting adalah bagaimana mengubah pandangan masyarakat agar tidak lagi ada anggapan bahwa sehat itu identik dengan gemuk.
Pencegahan harus dilakukan sedini mungkin dimulai sejak dari bayi yaitu dengan memberikan ASI eksklusif, kemudian pemberian makanan tambahan mulai umur 4 bulan dan ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun. Tidak memberikan makanan/minuman tiap anak menangis, kecuali kalau kita yakin anak tersebut lapar. Sedangkan pada anak yang berisiko mengalami kegemukan perlu dipantau pola makan, masukan total kalorinya dan diukur berat badan serta tinggi badannya secara teratur. Selain itu akivitas fisik sebaiknya dikenalkan sejak dini pada anak baik dengan cara bermain maupun berolah raga sehingga banyak energi yang digunakan. Sedangkan acara menonton televisi atau video yang menjadi hobi anak-anak sebaiknya dipakai hanya sebagai selingan atau dibatasi kurang dari 2 jam per hari. Dengan pencegahan tersebut diharapkan dapat mengurangi dampak buruk obesitas.
Berat badan ideal bisa diwujudkan dengan mengkonsumsi energi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Sehingga tidak terjadi penimbunan energi dalam tubuh dalam bentuk lemak, atau sebaliknya penggunaan lemak tubuh sebagai sumber energi kurang. Penanganan masalah obestitas tidak dapat dilakukan dalam waktu yang relative singkat, tetapi harus dilakukan secara bertahap. Arnelia,M.Sc. mengemukakan bahwa penanggulangan masalah obesitias dapat dilakukan secara sederhana, yaitu dengan mengonsumsi makanan secara teratur dengan gizi seimbang tetapi jumlahnya kurang dari biasanya. Disamping itu kegemukan juga dapat diatasi dengan banyak melakukan aktivitas olah raga yang teratur sehingga lemak tubuh dapat terbakar.Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang paling penting dalam pengaturan berat badan. Kedua komponen ini juga penting dalam mempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat badan. Harus dilakukan perubahan dalam pola aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat.
Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh penderita dan resiko kesehatannya dengan cara menghitung BMI. Resiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI :
Resiko rendah : BMI < title="Vitamin" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin">vitamin, mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.
- Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan dan stabil.
- Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
- Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat badan tercapai.
- Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat badan. Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan.

Diet
Langkah pertama untuk menurunkan berat badan adalah mengembangkan diet yang sehat yang dapat menghentikan penambahan berat badan. Beberapa diet penurunan berat badan harus menyediakan kalori yang lebih sedikit. Jika seseorang membutuhkan 3000 kalori perhari untuk memelihara berat badannya dengan kebiasaan hidupnya, ia harus makan 2000 kalori perhari untuk menghilangkan 0,9 kg berat badan per minggu. Pada umumnya sangat berbahaya untuk menurunkan berat badan secara cepat.
Makanan di dalam diet harus sehat seimbang. Makanan harus menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan bagi kesehatan yang baik dalam jumlah yang cukup. Tidak ada bukti bahwa diet yang ekstrim seperti rendah karbohidrat, rendah protein, atau diet berdasarkan satu jenis makanan, memiliki banyak keuntungan diatas diet sehat seimbang. Diet menurunkan berat badan juga harus memiliki rasa yang baik dan mudah untuk dibeli dan disajikan.
Seseorang yang menurunkan berat badan harus mempelajari daftar jumlah kalori yang dikandung dalam berbagai jenis makanan. Banyak orang percaya bahwa makanan tertentu seperti kentang bakar dan roti bakar memiliki lebih banyak kalori dibanding biasanya. Mereka juga memperkirakan jumlah kalori yang lebih rendah dalam makanan tertentu seperti steak.
Pembagian kalori diantara makanan utama dan makanan ringan tergantung pada masing-masing orang. Beberapa orang tidak merasa sangat lapar jika mereka membagi kebutuhan kalori mereka menjadi 4 atau 5 ngemil atau makanan ringan setiap harinya. Tetapi orang lain dapat mengikuti cara makan yang lebih baik jika mereka makan 3 kali makanan utama perhari dan tanpa makanan ringan.

Latihan
Orang yang menjalankan diet penurunan berat badan harus melakukan lebih banyak latihan. Tapi seorang penderita obesitas meskipun berbadan sehat tidak boleh secara tiba-tiba mulai dengan latihan yang berat. Sangat berbahaya bagi jantung. Suatu program latihan harus dikembangkan secara bertahap. Salah satu cara yang baik untuk memulai adalah dengan berjalan kaki setiap hari, dengan menambah lama waktu latihan. Tambahan latihan diperlukan untuk orang yang ingin lebih kurus dan lebih langsing. Seseorang harus melakukan 5 sampai 6 jam latihan per minggu. Pria berumur diatas 40 tahun, wanita diatas 50, dan seseorang dengan faktor resiko atau gejala penyakit jantung atau paru-paru harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai program latihan yang serius.

Operasi
Orang yang luar biasa gemuknya sehingga mengancam hidupnya dan mereka yang gagal dalam melakukan diet harus melakukan operasi untuk mengecilkan ukuran lambung. Dalam sebuah operasi tertentu yang dinamakan gastroplasti atau prosedur penjepitan lambung, dokter menggunakan peralatan penjepit yang besar untuk menutup sebagian besar lambung pasien. Setelah operasi pasien hanya dengan makan sejumlah kecil makanan saja sudah menjadi kenyang.

Obesitas merupakan suatu keadaan menahun (kronis). Obesitas seringkali dianggap suatu keadaan sementara yang bisa diatasi selama beberapa bulan dengan menjalani diet yang ketat. Pengendalian berat badan merupakan suatu usaha jangka panjang. Agar aman dan efektif, setiap program penurunan berat badan harus ditujukan untuk pendekatan jangka panjang.
****

Minggu, 09 November 2008

MENGAJARI ANAK BEROLAH RAGA SECARA EFEKTIF

Nancy Bawiling
(free article)

Tidak seperti orang dewasa, kebanyakan anak-anak tidak tertarik pada program olah raga yang terorganisir. Anak-anak lebih memilih kegiatan yang dianggap bebas dimainkan. Jika Anda merencanakan sebuah program olah raga yang rutin dan teratur untuk diminati anak-anak. Mereka membutuhkan pendidikan dan dorongan agar mau bergabung dalam sebuah kebiasaan yang terus menerus.

Berikut ini beberapa tips untuk dan mendorong anak-anak agar menyukai olah raga:

Memiliki tujuan pelatihan yang jelas: Jika Anda mengorganisisir anak-anak untuk melakukan sesuatu secara rutin dan teratur, buatlah tujuan pelatihan yang jelas dalam cara yang sederhana dan mudah dimengerti.

Gunakan instruksi yang singkat dengan gerakan yang tepat: Tunjukkan dan katakan dengan cara yang sederhana dan efektif untuk menyampaikan informasi yang dimaksud.

Pengawasan penuh : Banyak anak kurang percaya pada kemampuan olahraga mereka sendiri dan sangat menghargai pengawasan dan dorongan orang dewasa. Seorang instruktur yang handal dapat memberikan motivasi yang kuat bagi para olahragawan muda.

Bimbingan yang tepat: Pelatihan yang ketat sering menyulitkan para olahragawan muda. Berikan panduan yang tidak bukan mengarahkan mereka menjadi olahragawan berpengalaman yang sukses.

Satu tugas untuk satu kesempatan: Beri anak-anak hanya satu tugas untuk sekali kesempatan agar mereka tidak bingung. Ini akan meningkatkan kemungkinan keberhasilan melalui masa-masa latihannya.

Kemajuan bertahap: Melangkahlan sedikit demi sedikit dengan olahragawan muda. Jangan mengenalkan tugas/latihan baru sebelum latihan yang pertama dikuasai. Lebih baik membiarkan olahragawan muda belajar cara yang benar untuk dilatih dari pada (tanpa mempraktekannya).

Himbauan positif: Tingkatkan percaya diri mereka dan kepuasan berlatih dengan memberi komentar yang berisi harapan, pujian terhadap perorangan atau menepuk pundaknya. Memberi tahu mereka bahwa mereka telah melakukan latihannya dengan bagus adalah cara terbaik untuk menjaga mereka tetap melakukan latihan dengan baik.

Umpan balik yang spesifik: Anjuran positif adalah jauh lebih berarti ketika memberikan umpan balik yang spesifik. Alasan yang dapat meningkatkan nilai pernyataan yang Anda berikan padanya.

Ajukan pertanyaan dengan hati-hati: Anak-anak mungkin enggan memberikan keterangan dalam memilih latihan olah raga yang benar. Cobalah ajukan pertanyaan yang membutuhkan lebih dari sekedar jawaban “ya” dan “tidak”.
Perbincangan sesudah dan sebelum latihan: Manfaatkan sedikit waktu sebelum dan sesudah latihan untuk berbincang dengan anak-anak. Ini akan memberi Anda wawasan mengenai apa yang membuat mereka benar-benar menyukainya.

TIGA KUNCI UNTUK JANTUNG SEHAT

Nancy Bawiling
(free article)

Orang yang mempraktikkan tiga kunci: tidak merokok, berolahraga teratur, dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih tinggi terhindar dari penyakit jantung dan stroke daripada yang bergaya hidup sebaliknya.
Ketahanan hidup orang yang menerapkan trias SOK (stop merokok, olahraga dan kegiatan fisik) lebih baik (95,7 persen) dibanding tanpa SOK (81,1 persen). Mereka yang menerapkan gaya hidup SOK berdaya proteksi lima kali lipat terhadap penyakit jantung dan stroke.
Risiko terkena gangguan kardiovaskular bisa dihitung secara sederhana dengan "Skor Kardiovaskular Jakarta".

Terkait fungsi endotel

Proses aterosklerosis yang menjadi dasar timbulnya penyakit kardiovaskular berkait erat dengan fungsi endotel pembuluh darah yang terganggu oleh pelbagai faktor risiko. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah hiperlipidemia, hipertensi, hiperfibrinogemia, homosisteinemia, lipoproteinemia alfa, infeksi klamidia, merokok, diabetes melitus, obesitas, stres, dan kurang olahraga. Yang tak dapat dimodifikasi adalah faktor keturunan, jenis kelamin dan usia. Jika dibiarkan proses aterosklerosis dapat berakhir dengan kematian jantung mendadak maupun stroke.
Penelitian terbaru menunjukkan, peningkatan aliran darah sekitar 4 ml/menit pada pembuluh arteri mampu memperbaiki fungsi endotel. Olahraga dan kerja fisik dua sampai tiga kali per minggu dalam waktu 20 menit akan meningkatkan denyut jantung dan aliran darah lebih dari 4 ml/menit. Hal ini melindungi pembuluh darah dari proses aterosklerosis dan meningkatkan ketahanan hidup.
Data penelitian menunjukkan, penyebab kematian dari penduduk yang diteliti adalah: jantung (42,9 persen), stroke (25,9 persen), penyakit paru dan asma (12,5 persen), kanker (5,4 persen), dan penyakit lain (kurang dari empat persen). Lebih dari separuh meninggal di rumah, sepertiga meninggal di rumah sakit, 1,8 persen meninggal dalam perjalanan, dan 0,9 persen meninggal setelah berolahraga tenis yang didominasi anaerobik. Olahraga yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan harus didominasi aerobik, misalnya berenang, jalan kaki, joging, dan tidak bersifat kompetisi.
Skor Kardiovaskular Jakarta bisa digunakan untuk mengukur risiko terkena gangguan kardiovaskular. Skor berdasarkan jenis kelamin, usia, tekanan darah, merokok, diabetes, indeks massa tubuh dan aktivitas fisik ini sangat sederhana, tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium, sehingga bisa diterapkan di manapun.
Skor -7 sampai 1 merupakan risiko rendah, skor 2-4 risiko sedang, dan skor lebih dari 5 risiko tinggi. Setiap orang dapat melakukan upaya pencegahan secara aktif dengan meminimalkan skor yang dimiliki.
Kebijakan penanggulangan kardiovaskular harus menjadi program nasional dan diprioritaskan. Departemen Kesehatan perlu membuat model Kartu Kesehatan Keluarga dan model Otopsi Verbal Kardiovaskular standar untuk mengetahui penyebab kematian. Pemerintah perlu menyediakan prasarana untuk olahraga, memperbanyak tempat untuk jalan kaki, dan memfungsikan trotoar bukan untuk kegiatan berjualan.

MAKRONUTRISI DAN ENERGI

­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­oleh :
dr. Nancy Bawiling
Ilmu Gizi Olahraga
FIK UNIMA

PENDAHULUAN

Prestasi dalam dunia Olah raga dipengaruhi oleh:
} faktor bakat
} latihan yang optimal
} Gizi dan makanan
Pentingnya penanganan masalah gizi olah raga dapat mencegah masalah seperti:
- Kehabisan energi/tenaga pada saat pertandingan. Misalnya seorang petinju kalah pada ronde-ronde terakhir karena Kehabisan tenaga padahal ia telah unggul pada ronde-ronde sebelumnya
Kekuatan otot tidak mencapai optimal, misalnya kekuatan otot petinju tidak optimal karena sumber energi tubuh hilang dalam proses penurunan berat badan sehari sebelum bertanding.
- Terjadinya kolaps atau asidosis. Misalnya seorang pelari marathon pingsan karena persiapan gizi sebelum bertanding tidak benar
- Tetimbunnya zat metabolik antara yang tidak diinginkan. Misalnya pegal-pegal/sakit otot akibat penimbunan asam laktat, dll.

Makanan sehari-hari

Harus cukup
(Dewasa aktif: 2.500-3.000 kalori
OR s.d.4.500, endurance: s.d.5.000 kalori)

Perlu Pedoman


MATERI

Dalam penyusunan menu dan konsumsi semua unsur yang dibutuhkan oleh tubuh dibagi 3 golongan yaitu :
Golongan unsur pemberi tenaga (karbohidrat dan lemak).
Golongan unsur yang diperlukan untuk membangun sel-sel jaringan tubuh (protein, mineral, air).
Golongan unsur yang diperlukan untuk mengatur pekerjaan jaringan-jaringan tubuh (vitamin dan mineral).

Dalam susunan makanan yang sehat, ketiga golongan unsur makanan tersebut harus terdapat dalam jumlah yang seimbang. Ketiga unsur tersebut yang harus kita konsumsi mengandung makronutrisi atau nutrisi utama dan mikronutrisi atau nutrisi tambahan. Makronutrisi berperan sebagai bahan bakar dalam proses metabolisme tubuh.

Yang termasuk makronutrisi adalah :
Karbohidrat
Lemak
Protein
Sedangkan mikronutrisi atau nutrisi tambahan yaitu :
Vitamin
Mineral

Pada pembakaran dalam tubuh :
- 1 gram karbohidrat menghasilkan 4,1 kilo kalori
- 1 gram protein menghasilkan 4,1 kilo kalori
- 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kilo kalori.


KARBOHIDRAT

Karbohidrat atau Sakarida adalah sumber tenaga pilihan utama. Merupakan golongan senyawa organik yang tersusun dari atom karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidarat adalah bahan makanan yang penting sebagai sumber tenaga yang terdapat pada tumbuhan dan daging hewan. Selain itu karbohidrat merupakan komponen struktur penting pada mahluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin.
Karbohidrat melalui proses glikolisis dirubah menjadi piruvat, kemudian melalui siklus asam sitrat dengan bantuan asetil koenzim A melalui proses fosforilasi oksidatif menjadi ATP atau tenaga.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa didalam tubuh dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.

Karbohidrat atau Sakarida terbagi atas :
monosakarida (mengandung satu gugus aldehid atau keton/gula)
disakarida (2 unit gula)
Polisakarida (mengandung 3-6 unit gula)
oligosakarida (mengandung lebih dari 6 unit.)

Karbohidarat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Glukosa adalah karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel-sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi tenaga untuk menjalankan metabolisme.

Contoh makanan yang mengandung karbohidrat :
- Beras - jagung
- kentang - ubi/singkong
- makaroni - talas
- mie - crakers/biskuit
- roti - maizena
- gandum - tapioka
- havermut - gandum
- hunkwee

LEMAK

Lemak atau Lipid termasuk jaringan adiposa, jaringan putih kekuningan yang membentuk bantalan lembut diantara berbagai organ tubuh, berperan dalam menghaluskan dan membulatkan kontur tubuh dan menyediakan cadangan tenaga, mengatur suhu tubuh, dan sebagai bantalan tubuh. Tubuh menggunakan lemak sebagai energi jika energi dari karbohidrat terbatas atau habis. Lemak secara khusus disebut sebagai minyak nabati atau hewani.

Lemak mempunyai struktur yang kaya akan unsur karbon sehingga lemak mempunyai sifat hidropob atau kedap air. Ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut dalam air. Lemak hanya dapat larut dilarutan yang apolar atau organik, seperti eter, kloroform atau benzol.

Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak biologis memenuhi 4 fungsi dasar bagi manusia yaitu :
Penyimpanan energi
Transportasi metabolik sumber energi
Sumber zat untuk sintesa hormon, kelenjar empedu serta menunjang proses pemberian signal transducing.

Merupakan struktur dasar atau komponen utama dari membran semua jenis sel.
Yang dimaksud makanan berlemak ialah bahan-bahan yang mengandung asam lemak baik yang berbentuk padat maupun cair. Lemak ber wujud padat pada suhu ruang sedangkan yang cair pada suhuh kamar disebut minyak. Contoh : mentega, margarin, santan, lemak hewan, minyak ikan, minyak kelapa, minyak kemiri, minyak kacang, minyak sawit, minyak wijen dan sebagainya.

PROTEIN

Semua organisme menggunakan protein untuk melakukan sejumlah fungsi penting untuk kehidupan. Diantaranya berperan sebagai :
Katalisator
Sebagai molekul karier/pengangkut :
- hemoglobin-protein dalam darah
- mioglobin-protein dalam otot (Myoglobin: 700 mg/100 gr otot)
Keduanya berikatan dengan oksigen dan memperantarai penyimpanan dan transpor oksigen.
Sebagai reseptor signal biologik
Sebagai komponen struktural.

Sumber protein terbagi atas 2 :
Protein hewani : daging, ikan, telur
Protein nabati : kacang-kacangan (kacang kedelai, kacang merah, kacang hijau, kacang tanah)

Setiap jenis protein terdiri atas rangkaian molekul-molekul asam amino yang berikatan menjadi satu. Pada proses pencernaan makanan, protein akan dipecah menjadi bentuk dasarnya yaitu Asam Amino yang kemudian baru dapat diserap dinding usus. Didalam tubuh, asam amino akan disintesa kembali menjadi protein sebagai pembangun sel-sel jaringan tubuh.
Dari bermacam-macam asam amino ada beberapa yang mutlak diperlukan tubuh dan harus selalu terdapat didalam makanan kita. Disebut asam amino essensial.

Asam-asam amino esensial yaitu :
Lisin
Fenil-alanin
Isoleusin
Leusin
Valin
Triptopan
Treonin
Metionin

Protein-protein yang terdapat dalam makanan kita seringkali tidak lengkap mengandung semua asam amino esensial, karena itu sebaiknya makanan kita harus terdiri dari beberapa bahan makanan agar kekurangan dari yang lain dapat dipenuhi oleh bahan makanan yang lainnya.

Kebutuhan protein setiap hari :
Anak-anak :
± 3 gram perkilogram berat badan. Sekurang-kurangnya dari jumlah ini sepertiganya harus terdiri atas protein hewani.
Dewasa :
± 1 gram perkilogram berat badan. Sekurang-kurangnya dari jumlah ini seperlimanya harus terdiri atas protein hewani.

Sumber-sumber protein pada makanan :
Ø Hewani : daging sapi, kerbau, unggas (ayam, bebek, burung), telur, keju, yoghurt, ikan mas, bandeng, mujair, susu, kerang, otak, sardin, keju, bacon, dendeng, kornet, udang, telur asin, ikan kalengan, dsb.
Ø Nabati : tahu, tempe, oncom, kacang hijau, kacang merah, kedele, buncis, kacang tanah, dll.

MIKRONUTRISI

MINERAL
1. Kalsium : untuk pembentukan tulang dan gigi, berfungsi pada proses pembekuan darah.
2. Fosfor : Untuk membantu metabolisme tenaga. Bahan makanan yang mengandung fosfor atau kapur adalah ikan teri, telur ayam, bayam, daun kacang panjang , sawi.
3. Besi (Fe) : Untuk pembentukan Hemoglobin atau pigmen sel darah merah. Kekurangannya menyebabkan anemia. Banyak terdapat pada kuning telur, hati, ginjal, bayam, dan kacang hijau.
4. Jodium : Untuk membentuk hormon tiroksin di kelnjar tiroid. Jika kekurangan menyebabkan gondok dan pada anak menyebabkan kekerdilan/kretinisme.
5. Mineral lain : yaitu mineral yang dibutuhkan dalam tubuh tapi dalam jumlah yang sedikit, seperti : tembaga, mangan, seng, kobalt dan fluor.

VITAMIN
Vitamin dibagi dalam dua golongan :
1. Vitamin yang larut dalam lemak : Vitamin A, D, E, dan K.
2. Vitamin yang larit dalam air : Vitamin C, dan B Kompleks

Vitamin yang larut di dalam lemak :

Vitamin A : terdapat didalam hati, minyak ikan, lemak hewani. Kalau pada tumbuhan terdapat pro vitamin A (karotin). Karotin ini didalam tubuh akan dibentuk menjadi Vitamin A. Karotin terutama terdapat pada buah-buahan dan sayuran yang berwarna. Kekurangan vitamin ini menyebabkan kerusakan sel epitel tubuh (pelapis) sehingga terjadi invasi bibit penyakit kedalam tubuh (infeksi).

Vitamin D : normalnya sudah ada pro vitamin D (ergosterol) didalam tubuh. Kalau kena sinar matahari akan mejadi vitamin D. Kekurangan vitamin D menyebabkan penyakit tulang (rakhitis) : osteoporosis, pembengkokan tulang, pengapuran tulang terganggu, penyempitan panggul, dll.

Vitamin E : terdapat pada biji-bijian yang sedang tumbuh misalnya tauge, sayur, minyak ikan. Berguna untuk memperkuat jaringan ikat dan penunjang tubuh, membantu terjadinya kesuburan dan fertilitas (kesanggupan mempunyai anak), dll.

Vitamin K : Penting untuk proses pembekuan darah karena mempengaruhi pembentukan protombin dalam hati. Terdapat pada : sayuran, hati, juga di produksi oleh bakteri E. Coli didalam usus besar.

Vitamin yang larut dalam air :

Vitamin C : Berfungsi untuk menjaga keutuhan zat perekat dan penunjang tubuh (jaringan). Jika kekurangan akan menyebabkan perdarahan karena dinding kapiler darahnya rapuh. Selain itu vitamin C juga penting untuk pembentukan sel darah merah. Vitamin C banyak terdapat didalam buah-buah segar.

Vitamin B Kompleks ; terdiri dari Vitamin B1 (Thiamin), B2 (Riboflavin), B6, B12, Niasin, Asam Pantotenat, Kolin, Biotin, Asam Folat.
Ø B1 : terdapat pada kulit beras, kacang hijau dan sayur-sayuran. Kekurangannya menyebabkan beri-beri dgn gejala hilang nafsu makan, kelelahan kaki, kesemutan, pegal-pegal pada kaki dan tangan, jantung berdebar, akhirnya kaki bengkak dan lembek.
Ø B2 : untuk menjaga keutuhan jaringan saraf, epitel dan korneia mata, serta untuk pernapasan jaringan. Gejala kekurangannya à luka-luka pada sudut mulut, kornea merah.
Ø Niasin : Untuk proses oksidasi dan reduksi dalam sel. Kekurangannya menyebakan penyakit kulit pelagra, yaitu pecah-pecah pada kulit jika kena sinar matahari.
Ø B6 : Untuk metabolisme protein dan lemak. kekurangannya menyebabkan anemia, radang kulit, kram-kram.
Ø Asam Pantotenant : untuk sintesa lemak dan kolesterol didalam tubuh.
Ø B12 : untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan menyebabkan anemia.
Ø Kolin dan Biotin ; Untuk pengangkutan lemak. Jika kurang akan menyebabkan hati terganggu akibat perlemakan hati.
Ø Asam folat : penting untuk pembentukan sel darah merah, kekurangannya menyebabkan anemia.


METABOLISME ENERGI

• Metabolisme:
Perubahan-perubahan kimiawi yang memecah zat makanan yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan.

• Energi:
Kapasitas atau kemampuan untuk melakukan kerja

• Energi hasil metabolisme tersimpan dalam senyawa Adenosin Tri Phosphate (ATP)
• Setiap sel punya kapasitas membentuk dan menggunakan sendiri ATP
• Jumlah ATP yang tersedia dalam sel sangat sedikit → Untuk itu ATP harus tersedia terus menerus/berkesinambungan untuk mempertahankan kehidupan → Cara: metabolisme zat makanan supaya ATP tersedia terus

Metabolisme energi pada kontraksi otot
• Kontraksi otot: berasal dari penguraian ATP yang terikat pada myosin
• Kadar ATP pada myosin hanya cukup untuk 3 kontraksi penuh
• Setelah itu otot akan menggunakan Kreatinfosfat yang terdapat dalam otot, tapi hanya cukup untuk kontraksi 10 detik
• Setelah itu? Perlu mekanisme untuk menjamin tersedianya ATP

Have a great day...

PEMAHAMAN FUNGSI JANTUNG


­­­­­­­­­­­­­­
Oleh :
dr. Nancy Bawiling
Sports Education Faculty - UNIMA


Tujuan :

Mengetahui dan memahami perubahan akibat latihan fisik dengan perbaikan fungsi kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) yaitu perubahan-perubahan terhadap pasokan darah (vaskularisasi) jantung, diameter pembuluh darah jantung, sistim pembekuan darah dan fibrinolisis, kadar lipid dan lipoprotein darah, tekanan darah serta irama jantung.

Materi :

Upaya kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan atau olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan. Aktivitas fisik dan atau olah raga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan tugasnya. Dengan majunya dunia tehnologi memudahkan semua kegiatan sehingga menyebabkan kita kurang bergerak (hypokinetic), seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, tanpa dimbangi dengan aktifitas fisik yang akan menimbilkan penyakit akibat kurang gerak.
Aktivitas fisik ataupun upaya kesehatan olahraga dapat mengurangi atau mencegah penyakit jantung, pembuluh darah dan saluran pernapasan.

Kontribusi yang akan didapat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan olahraga :
· Meningkatkan status kesehatan dan kebugaran
· Menurunkan biaya pengobatan
· Meningkatkan gerakan masyarakat untuk berolahraga dengan baik dan benar, teratur dan terukur dalam kehidupan sehari-hari
· Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan SDM
· Menurunkan angka absensi karyawan /pekerja
· Menigkatkan produktivitas dalam berbagai bidang
· Menigkatkan SDM yang tangguh dan bermutu
· Meningkatkan daya saing di berbagai bidang

Pasokan Darah (Vaskularisasi) Jantung
Pembuluh darah yang memasok oksigen dan mengangkut zat-zat makanan kedalam jantung adalah pembuluh darah koroner (Arteri Coronaria). Pertambahan vaskularisasi koroner merupakan pengaruh tidak langsung dari aktivitas fisik tertentu. Suatu penelitian dilakukan pada pasien dengan penyakit jantung koroner atau tersumbatnya pembuluh darah koroner menunjukkan hasil bahwa mereka yang melakukan olahraga teratur mengakibatkan terciptanya jalur pembuluh darah baru didaerah sekitar pembuluh darah koroner yang tersumbat (kolateralisasi). Hal ini menunjukkan bahwa vaskularisasi kolateral koroner yang muncul merupakan adaptasi tubuh terhadap tersumbatnya atau terganggunya aliran darah yang mensuplai daerah otot jantung.


Diameter Pembuluh Darah Jantung
Ukuran pembuluh darah koroner akan bertambah setelah melakukan suatu program latihan fisik yang teratur. Panambahan ukuran ini memudahkan aliran darah pada pembuluh darah koroner. Otopsi yang pernah dilakukan pada seorang pelari terkenal Clarence DeMar menunjukkan bahwa ukuran arteri koronernya adalah 2-3 kali lebih besar dari ukuran normal. DeMar sudah mengikuti lomba lari marathon secara teratur hingga umur 69 tahun.

Sistim Pembekuan Darah dan Fibrinolisis (penguraian pembekuan)
Bekuan darah bisa tersangkut pada arteri koroner dan menyebabkan serangan jantung. Jika bekuan darah berada pada aerteri di otak, maka akan terjadi stroke. Bekuan darah yang terbentuk di arteri disebut Trombus. Jika bekuand arah yang terbentuk dibawa ke tempat lain dan menyumbat maka disebult Embolus, yang merupakan pembentukan bekuan yang mengakibatkan hal-hal serius. Pembekuan darah meliputi rentetan reaksi kimia yang awal mulanya reaksi ini dipicu oleh kerusakan atau trauma pada jaringan. Contoh kerusakan jaringan adalah pada lapisan dalam arteri. Bila dinding pembuluh darah mengalami cedera oleh gangguan mekanik atau karena kerak (aterosklerosis) maka platelet (trombosit) akan diaktifkan dan melekat pada lokasi cedera dan membentuk gumpalan. Aktivasi trombosit ini akan memancing mulainya proses pembekuan darah melalui alur intrinsik dan ekstrinsik yang berakhir dengan terbentuknya trombin yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin sehingga terjadinya proses pembekuan darah. Sebenarnya pembekuan darah merupakan suatu proses pertahanan tubuh terhadap adanya cedera dan merupakan respons untuk mempertahankan keutuhan sistim pembuluh darah (homeostasis).
Fibrinolisis adalah mekanisme fisiologis yang bekerja secara konstan dengan sistim pembekuan darah untuk menjamin lancarnya aliran darah ke organ perifer atau jaringan tubuh. Ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi pembekuan darah dan fibrinolisis yaitu : usia, jenis kelamin, komposisi tubuh, konsumsi harian, stress psikologik, alkohol, merokok dan aktivitas fisik.
Pengaruh latihan fisik terhadap keseimbangan hemostasis pertama kali diamati oleh John Hunter pada tahun 1794 dimana ia menemukan darah hewan yang tidak membeku setelah lari jarak jauh. 150 tahun kemudian dilakukan penelitian ilmuah oleh Bigss dkk pada tahun 1947 dimana ditemukan bahwa latihan fisik memacu aktivitas fibrinolisis darah.
Darah akan mengalami hiperkoagulasi (lebih encer) setelah seseorang mengadakan aktivitas fisik. Ini disebabkan meningkatnya aktivitas 2 faktor yang dapat membuat darah lebih encer yaitu : koagulan faktor VIII dan APTT (Activated Partial Prothrombin Time).
Untuk memacu hiperkoagulasi, faktor VIII harus meningkat banyak, sedangkan APTT harus mengalami pemendekan.
Pada tahun 1990, Rocker dkk meneliti pengaruh fisik terhadap sistim pembekuan darah 16 orang atlit. Mereka menemukan pemendekan yang bermakna APTT setelah menyelesaikan lari jarak jauh (dari 37 detik menjadi 32 detik). Tahun 1991 Arai dkk meneliti 15 orang coba yang berusia 26 -69 tahun dengan bentuk latihan fisik berupa lomba triathlon, renang 4 km, bersepeda 180 km dan lari maraton 42 km. Hasilnya adalah terjadi pemendekan APTT dari 53,7 detik menjadi 45 detik setelah lomba. Banyak lagi penelitian yang membuktikan hal serupa : tahun 1980 oleh Mandalai dkk pada cabang maraton, tahun 1990 oleh Bartsch dkk pada lari 100 km, tahun 1980 oleh Hyers dkk dengan lari pada treadmill, bersepeda (handa dkk, 1992), dan jogging (Herren dkk, 1992.)
Aktivitas faktor VIII meningkat 100 % setelah selesai melakukan latihan angkat beban. Para peneliti menemukan bahwa faktor VIII yang meningkat dalam darah dapat bertahan beberapa menit sampai 24 jam setelah latihan fisik dan ini tergantung besarnya beban serta lamanya latihan. Contoh aktivitas fisik yang dapat dilakukan untuk meningkatkan faktor VIII yaitu bersepeda maksimal dilakukan dalam waktu singkat, lari maksimal pada treadmill, thriatlon, lari jarak pendek, menengah dan jauh, serta latihan beban (latihan melawan tahanan).

Kadar Lipid dan Lipoprotein Darah
Olahraga tidak hanya menurunkan total kolesterol darah tapi juga menaikan fraksi kolesterol darah tertutama HDL (High Density Lipoprotein) dan menurunkan fraksi LDL (Low Density Lipoprotein). Kolesterol HDL melindungi serangan jantung koroner sedangkan LDL tidak. Penelitian yang dilakukan pada subjek laki-laki aktif berumur 35-49 tahun yang mengikuti lari 39 mil setiap minggu menunjukkan adanya penurunan kolesterol darah dan trigliserida setelah program latihan tersebut.

Tekanan Darah
Penelitian dalam bidang ilmu kedokteran olahraga membuktikan adanya penurunan tekanan darah teristimewa pada mereka yang menderita hipertensi setelah berpartisipasi dalam cabang olahraga tertentu. Sebagai contoh suatu kelompok orang diukur tekanan darahnya pada saat istirahat. Setelah 6 bulan melakukan latihan gerak badan, mereka yang menderita hipertensi betul-betul mengalami perbaikan dimana sesudah latihan mereka mempunyai tekanan darah normal. Pemnelitian lain menunkukkan bahwa setelah melakukan latihan aerobik selama lebih dari satu periode (3 – 8 bulan) maka kelompok aerobik tersebut mengalami perbaikan. Seperti yang diharapkan bahwa penurunan tekanan darah sistol dan diastol pada penderita hipertensi lebih jelas dibandingkan dengan mereka yang mempunyai tekanan darah pada batas normal.
Mekanisme yang mendukung penelitian tersebut ialah bahwa dengan melakukan aktivitas fisik terjadi penumpukan asam laktat pada otot disertai penurunan pH karena menumpuknya asam laktat serta diproduksinya CO2 (meningkat) sebagai hasil respirasi di tingkat sel. Bahan-bahan ini yang merangsang pembuluh darah perifer untuk ber-dilatasi (melebar). Dengan adanya dilatasi perifer maka beban jantung berkurang dimana selanjutnya akan menurunkan tekanan darah yang tadinya tinggi.

Irama Jantung
Jantung yang sehat memiliki irama atau ritmik yang teratur dengan frekuensi yang normal. Jika mengalami gangguan maka disebut disritmia. Disritmia adalah gangguan dalam irama jantung yang dapat menunjukkan suatu gangguan serius pada jantung termasuk serangan jantung yang menyebabkan kematian. Terdapat bukti kuat bahwa latihan fisik yang teratur dapat menurunkan kemungkinan terjadinya gangguan irama jantung.

Have a great day, students...

PEMAHAMAN FUNGSI PARU


Oleh :
dr. Nancy Bawiling
sports education faculty - UNIMA


FUNGSI DAN STRUKTUR RESPIRASI (PERNAPASAN)

Kebanyakan jaringan tubuh membutuhkan O2 untuk memproduksi energi sehingga suplai O2 terus menerus harus tersedia untuk menjalankan fungsi normal mereka. CO2 adalah produk akhir dari metabolisme aerobik dan itu harus dipindahkan dari sel-sel yang menjalankan proses metabolisme. Funsi utama dari sistem respirasi adalah untuk memeperoleh O2 dari lingkungan luar dan mensuplainya ke sel-sel, kemudian mengeluarkan produk CO2 dari dalam tubuh.
Sistem respirasi terdiri dar iparu-paru, saluran pernapasan dimana adalah bagian dari susunan saraf pusat yang meliputi kontrol otot-otot respirasi dan dinding toraks (dada). Dinding toraks terdiri dari otot-otot respirasi seperti diafragma, otot-otot intercostalis (antar iga), otot-otot abdominal (perut) dan rongga dada.

FUNGSI SISTEM RESPIRASI

Pertukaran Gas

Pertukaran CO2 dan O2 bertempat diparu-paru, dimana udara segar berisi O2 di-inspirasikan (masukan) kedalam paru-paru melalui jalan udara. Kekuatan yang diperlukan untuk membuat udara mengalir dihasilkan oleh otot-otot respirasi dan ini berlaku atas inisiasi perintah dari Sistim Saraf Pusat (SSP). Disaat yang sama darah dari pembuluh darah balik (vena) kembali dari jaringan tubuh yang dipompa ke paru-paru oleh ventrikel kanan. Darah vena ini mengandung kadar CO2 yang tinggi dan kadar O2 yang rendah.
Dalam kapiler (ujung pembuluh darah yang bentuknya halus) paru, CO2 ditukar untuk O2. Darah meninggalkan paru-paru, dimana sekarang mengandung kadar O2 yang tinggi dan kadar CO2 yang relatif rendah didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh oleh jantung kiri. Selama ekspirasi (pengeluaran udara), gas dengan konsentrasi CO2 tinggi dikeluarkan oleh tubuh.

Keseimbangan Asam Basa

Dalam tubuh, peningkatan CO2 secara langsung meningkatkan konsentrasi ion H+ (dan sebaliknya) karena reaksi berikut :

CO2 + H2O < === > H2CO3 < === > H+ + HCO3

Oleh sebab itu sistem respirasi juga berpartisipasi dalam keseimbangan asam basa dengan memindahkan CO2 dari dalam tubuh. Sistem Saraf Pusat mempunyai sensor untuk kadar CO2 didarah arteri dan cairan cerebrospinal ­(cairan otak) yang mengirim informasi kepada kontrol pernapasan.

Mekanisme Pertahanan Paru

Setiap kali bernapas, akan terbawa sampel-sampel kecil dari atmosfir lingkungan kedalam paru-paru dimana udara ini dapat mengandung mikroorganisme seperti bakteri ataupun debu, partikel silika atau asbes, gas beracun, asap rokok dan lain-lain, dan polutan lainnya.
Metabolisme Paru dan Pemakaian Bahan-bahan Bioaktif.
Beberapa sel khusus paru memproduksi bahan yang perlu untuk fungsi pulmonal (paru-paru). Sebagai tambahan, endotel (sel permukaan) kapiler paru sejumlah besar enzim yang dapat memproduksi, memetabolisme atau memodifikasi substansi vasoaktif yang alami seperti angiotensin, surfaktan, norepinefrin (non adrenalin) dan prostaglandin.
Saluran Pernapasan Memiliki Fungsi :
- Mengadakan penyesuaian (conditioning) dari udara yang masuk yaitu pemanasan udara dan melembabkannya.
- Menyaring benda atau partikel asing besar dari rongga hidung dengan pertolongan rambut didalammnya lalu diendapkan.
- Menahan dan membuang benda atau partikel kecil (debu) disaluran napas bagian bawah / dalam dengan cara mehanan, melarutkan didalam mukus, mendorong mukus ke jurusan mulut dengan gerakan cilia, lalu diekspektorasi (buang ke luar) atau ditelan.
- Memproduksi makrofag (cairan pelindung) untuk memfagositosis (membunuh) benda asing.