Minggu, 09 November 2008

PEMAHAMAN FUNGSI JANTUNG


­­­­­­­­­­­­­­
Oleh :
dr. Nancy Bawiling
Sports Education Faculty - UNIMA


Tujuan :

Mengetahui dan memahami perubahan akibat latihan fisik dengan perbaikan fungsi kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) yaitu perubahan-perubahan terhadap pasokan darah (vaskularisasi) jantung, diameter pembuluh darah jantung, sistim pembekuan darah dan fibrinolisis, kadar lipid dan lipoprotein darah, tekanan darah serta irama jantung.

Materi :

Upaya kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan atau olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan. Aktivitas fisik dan atau olah raga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan tugasnya. Dengan majunya dunia tehnologi memudahkan semua kegiatan sehingga menyebabkan kita kurang bergerak (hypokinetic), seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, tanpa dimbangi dengan aktifitas fisik yang akan menimbilkan penyakit akibat kurang gerak.
Aktivitas fisik ataupun upaya kesehatan olahraga dapat mengurangi atau mencegah penyakit jantung, pembuluh darah dan saluran pernapasan.

Kontribusi yang akan didapat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan olahraga :
· Meningkatkan status kesehatan dan kebugaran
· Menurunkan biaya pengobatan
· Meningkatkan gerakan masyarakat untuk berolahraga dengan baik dan benar, teratur dan terukur dalam kehidupan sehari-hari
· Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan SDM
· Menurunkan angka absensi karyawan /pekerja
· Menigkatkan produktivitas dalam berbagai bidang
· Menigkatkan SDM yang tangguh dan bermutu
· Meningkatkan daya saing di berbagai bidang

Pasokan Darah (Vaskularisasi) Jantung
Pembuluh darah yang memasok oksigen dan mengangkut zat-zat makanan kedalam jantung adalah pembuluh darah koroner (Arteri Coronaria). Pertambahan vaskularisasi koroner merupakan pengaruh tidak langsung dari aktivitas fisik tertentu. Suatu penelitian dilakukan pada pasien dengan penyakit jantung koroner atau tersumbatnya pembuluh darah koroner menunjukkan hasil bahwa mereka yang melakukan olahraga teratur mengakibatkan terciptanya jalur pembuluh darah baru didaerah sekitar pembuluh darah koroner yang tersumbat (kolateralisasi). Hal ini menunjukkan bahwa vaskularisasi kolateral koroner yang muncul merupakan adaptasi tubuh terhadap tersumbatnya atau terganggunya aliran darah yang mensuplai daerah otot jantung.


Diameter Pembuluh Darah Jantung
Ukuran pembuluh darah koroner akan bertambah setelah melakukan suatu program latihan fisik yang teratur. Panambahan ukuran ini memudahkan aliran darah pada pembuluh darah koroner. Otopsi yang pernah dilakukan pada seorang pelari terkenal Clarence DeMar menunjukkan bahwa ukuran arteri koronernya adalah 2-3 kali lebih besar dari ukuran normal. DeMar sudah mengikuti lomba lari marathon secara teratur hingga umur 69 tahun.

Sistim Pembekuan Darah dan Fibrinolisis (penguraian pembekuan)
Bekuan darah bisa tersangkut pada arteri koroner dan menyebabkan serangan jantung. Jika bekuan darah berada pada aerteri di otak, maka akan terjadi stroke. Bekuan darah yang terbentuk di arteri disebut Trombus. Jika bekuand arah yang terbentuk dibawa ke tempat lain dan menyumbat maka disebult Embolus, yang merupakan pembentukan bekuan yang mengakibatkan hal-hal serius. Pembekuan darah meliputi rentetan reaksi kimia yang awal mulanya reaksi ini dipicu oleh kerusakan atau trauma pada jaringan. Contoh kerusakan jaringan adalah pada lapisan dalam arteri. Bila dinding pembuluh darah mengalami cedera oleh gangguan mekanik atau karena kerak (aterosklerosis) maka platelet (trombosit) akan diaktifkan dan melekat pada lokasi cedera dan membentuk gumpalan. Aktivasi trombosit ini akan memancing mulainya proses pembekuan darah melalui alur intrinsik dan ekstrinsik yang berakhir dengan terbentuknya trombin yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin sehingga terjadinya proses pembekuan darah. Sebenarnya pembekuan darah merupakan suatu proses pertahanan tubuh terhadap adanya cedera dan merupakan respons untuk mempertahankan keutuhan sistim pembuluh darah (homeostasis).
Fibrinolisis adalah mekanisme fisiologis yang bekerja secara konstan dengan sistim pembekuan darah untuk menjamin lancarnya aliran darah ke organ perifer atau jaringan tubuh. Ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi pembekuan darah dan fibrinolisis yaitu : usia, jenis kelamin, komposisi tubuh, konsumsi harian, stress psikologik, alkohol, merokok dan aktivitas fisik.
Pengaruh latihan fisik terhadap keseimbangan hemostasis pertama kali diamati oleh John Hunter pada tahun 1794 dimana ia menemukan darah hewan yang tidak membeku setelah lari jarak jauh. 150 tahun kemudian dilakukan penelitian ilmuah oleh Bigss dkk pada tahun 1947 dimana ditemukan bahwa latihan fisik memacu aktivitas fibrinolisis darah.
Darah akan mengalami hiperkoagulasi (lebih encer) setelah seseorang mengadakan aktivitas fisik. Ini disebabkan meningkatnya aktivitas 2 faktor yang dapat membuat darah lebih encer yaitu : koagulan faktor VIII dan APTT (Activated Partial Prothrombin Time).
Untuk memacu hiperkoagulasi, faktor VIII harus meningkat banyak, sedangkan APTT harus mengalami pemendekan.
Pada tahun 1990, Rocker dkk meneliti pengaruh fisik terhadap sistim pembekuan darah 16 orang atlit. Mereka menemukan pemendekan yang bermakna APTT setelah menyelesaikan lari jarak jauh (dari 37 detik menjadi 32 detik). Tahun 1991 Arai dkk meneliti 15 orang coba yang berusia 26 -69 tahun dengan bentuk latihan fisik berupa lomba triathlon, renang 4 km, bersepeda 180 km dan lari maraton 42 km. Hasilnya adalah terjadi pemendekan APTT dari 53,7 detik menjadi 45 detik setelah lomba. Banyak lagi penelitian yang membuktikan hal serupa : tahun 1980 oleh Mandalai dkk pada cabang maraton, tahun 1990 oleh Bartsch dkk pada lari 100 km, tahun 1980 oleh Hyers dkk dengan lari pada treadmill, bersepeda (handa dkk, 1992), dan jogging (Herren dkk, 1992.)
Aktivitas faktor VIII meningkat 100 % setelah selesai melakukan latihan angkat beban. Para peneliti menemukan bahwa faktor VIII yang meningkat dalam darah dapat bertahan beberapa menit sampai 24 jam setelah latihan fisik dan ini tergantung besarnya beban serta lamanya latihan. Contoh aktivitas fisik yang dapat dilakukan untuk meningkatkan faktor VIII yaitu bersepeda maksimal dilakukan dalam waktu singkat, lari maksimal pada treadmill, thriatlon, lari jarak pendek, menengah dan jauh, serta latihan beban (latihan melawan tahanan).

Kadar Lipid dan Lipoprotein Darah
Olahraga tidak hanya menurunkan total kolesterol darah tapi juga menaikan fraksi kolesterol darah tertutama HDL (High Density Lipoprotein) dan menurunkan fraksi LDL (Low Density Lipoprotein). Kolesterol HDL melindungi serangan jantung koroner sedangkan LDL tidak. Penelitian yang dilakukan pada subjek laki-laki aktif berumur 35-49 tahun yang mengikuti lari 39 mil setiap minggu menunjukkan adanya penurunan kolesterol darah dan trigliserida setelah program latihan tersebut.

Tekanan Darah
Penelitian dalam bidang ilmu kedokteran olahraga membuktikan adanya penurunan tekanan darah teristimewa pada mereka yang menderita hipertensi setelah berpartisipasi dalam cabang olahraga tertentu. Sebagai contoh suatu kelompok orang diukur tekanan darahnya pada saat istirahat. Setelah 6 bulan melakukan latihan gerak badan, mereka yang menderita hipertensi betul-betul mengalami perbaikan dimana sesudah latihan mereka mempunyai tekanan darah normal. Pemnelitian lain menunkukkan bahwa setelah melakukan latihan aerobik selama lebih dari satu periode (3 – 8 bulan) maka kelompok aerobik tersebut mengalami perbaikan. Seperti yang diharapkan bahwa penurunan tekanan darah sistol dan diastol pada penderita hipertensi lebih jelas dibandingkan dengan mereka yang mempunyai tekanan darah pada batas normal.
Mekanisme yang mendukung penelitian tersebut ialah bahwa dengan melakukan aktivitas fisik terjadi penumpukan asam laktat pada otot disertai penurunan pH karena menumpuknya asam laktat serta diproduksinya CO2 (meningkat) sebagai hasil respirasi di tingkat sel. Bahan-bahan ini yang merangsang pembuluh darah perifer untuk ber-dilatasi (melebar). Dengan adanya dilatasi perifer maka beban jantung berkurang dimana selanjutnya akan menurunkan tekanan darah yang tadinya tinggi.

Irama Jantung
Jantung yang sehat memiliki irama atau ritmik yang teratur dengan frekuensi yang normal. Jika mengalami gangguan maka disebut disritmia. Disritmia adalah gangguan dalam irama jantung yang dapat menunjukkan suatu gangguan serius pada jantung termasuk serangan jantung yang menyebabkan kematian. Terdapat bukti kuat bahwa latihan fisik yang teratur dapat menurunkan kemungkinan terjadinya gangguan irama jantung.

Have a great day, students...

Tidak ada komentar: